. WeLCoMe to mY excLuSSive zOnE . thank's for visiting... ^_+

Kamis, 29 Januari 2015

Kenapa Guru ?

Kenapa Guru ?
                Ketertarikan saya terhadap profesi guru dimulai sejak saya masih berada di kandungan (Becanda, wee).  Ketika saya masih sekolah dasar, ada guru PPL yang berlatih mengajar di kelas saya. Mahasiswa muda yang penuh semangat saat mengajar, humoris, pintar, dan pandai mengolah suasana. Semangat yang ia miliki menular kepada murid-murid SD yang mengamati gerakannya dengan wajah lugu dan imut-imut (entah saya termasuk atau tidak). Keberadaannya menyadarkan saya bahwa seorang guru tidak mutlak bersifat galak, suka memberi PR, dan suka bikin dag dig dug (karena melaksanakan tanya jawab dadakan), dan yang pasti tidak selalu membawa senjata berupa penggaris panjang atau rotan ditangannya. Guru PPL yang ada dihadapan saya kala itu, adalah seorang guru yang tampan, rapi, lucu, pintar, juga ramah. Saya bertekad untuk menjadi guru yang seperti beliau kelak (kecuali tampan, karena saya masih betah jadi perempuan cantik).
                Beranjak ke masa SMP, guru favorit saya adalah seseorang wanita muda anak satu yang saya lupa namanya (maklum udah kebanyakan guru).  Beliau sangat akrab dengan murid-murid yang diajarnya. Bahkan mungkin ada murid laki-laki yang naksir sama guru ini. Selain karena memasuki masa puber, juga karena guru ini memang cantik luar biasa luar dalam. (Bukan dalaman baju, tapi dalam hati. Ngeres) J . Wah, kalau saya jadi guru, mungkin nggak ya ada murid yang naksir saya. (Haha). Tapi bukan hal yang nggak mungkin, soalnya saya punya teman yang ibunya perempuan dan bapaknya laki-laki, konon.. Ibunya Guru dan bapaknya adalah murid si ibu. Asik banget ya tu ibu, dapet brondong, Wihiiiiy.. J
                Nah, Puncak kebulatan tekad saya untuk menjadi guru adalah ketika saya berada di puncak gunung bromo (Becanda, wee. Mana pernah ke Bromo J) . Waktu SMA. Suatu ketika di pelajaran Sejarah, yang merupakan hari bersejarah dalam hidup saya yang nggak akan terlupakan (kecuali kalau cita-cita jadi gurunya nggak kesampaian) si mpu sejarah ngasih tugas buat presentasi individu tentang pelajaran sejarah, nah.. seketika itu juga tangan dan otak saya bergerak dengan kecepatan 80km/jam menyusun konsep presentasi (yang setelah kuliah saya kenal dengan nama peta konsep). ahh.. pasti seru ni ngomong didepan sendirian (Notabene saya adalah seorang yang pendiam dan minder dalam bergaul) saya pun semangat berlatih mengajar di depan kaca (sambil sesekali latihan nyanyi juga, saingan sama kodok). Seminggu kemudian tibalah saat yang ditunggu-tunggu, Time to presentation, saya perhatikan teman-teman yang lain Cuma presentasi seadanya, berdiri didepan kelas dengan gaya patung liberty megang buku dan membaca teksbook. Alaaaaaah.., semakin dekat giliran saya, semakin ragu deh buat presentasi ala guru yang udah terskenario rapi didalam kepala, dan giliran saya maju,  hening sesaat, tarik nafas, kemudian pingsan (becanda,wee.) setelah menarik nafas dan mengucap salam, saya meminjam spidol kepada mpu sejarah, mendekati papan tulis dan memulai aksi presentasi ala guru didepan kelas yang berhasil membuat teman-teman terpukau. Selesai presentasi, hening sesaat, tarik nafas, kemudian pingsan (becanda lagi, wee.) selesai presentasi si mpu sejarah memberi komentar yang membuat saya yakin bahwa saya pantas jadi guru. “Waaah.. Calon guru ini.. J” ucap beliau. Assaaa.. dalam hati saya berteriak senang, saya yang notabene pendiam dan minder dalam bergaul, berhasil menaklukan ketakutan yang ada dalam diri saya sendiri.
                Mungkin bagi kalian ini hanyalah hal yang biasa, tetapi bagi saya yang notabene pendiam dan minder dalam bergaul, ini adalah hal yang luar biasa. Saya selalu memiliki ketakutan yang luar biasa didalam diri saya, bahkan untuk berbicara kepada teman sebaya yang baru dikenal pun saya bisa gemetaran dan keringat dingin, apalagi berbicara dengan orang yang lebih tua, gugup, gagap,  gagu , dan bisa pingsan seketika (Ini nggak becanda, wee.) dan ketika saya berhasil mengalahkan ketakutan yang ada didalam diri saya, saya merasakan kepuasan yang luar biasa.

                Berdiri didepan kelas, berbicara sepanjang jam pelajaran, mengelola kelas dengan banyak murid, mencegah terjadinya keributan dan memastikan tercapainya tujuan pembelajaran adalah hal-hal yang tidak mudah. Perlu kecakapan dan keberanian dari seorang guru. Menjadi Guru yang sebenar-benarnya itu juga tidak mudah. Karena manusia yang notabene memiliki batas kesabaran dan sifat amarah tentu saja bisa mengalami kekhilafan ketika melaksanakan proses belajar mengajar. Semoga guru-guru yang pernah mengajar saya selalu dikasihi Tuhan, dan dimudahkan kehidupannya. Terimakasih Guruku.. :* 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar