. WeLCoMe to mY excLuSSive zOnE . thank's for visiting... ^_+

Jumat, 14 September 2012

CERPEN : Bintang Kejora ( Avrilizha_Ningrum )

-->
BINTANG KEJORA
Oleh  : Avrilizha_Ningrum

          “Cherr,, malam minggu ntar jalan yuk,  aku mau ngajak kamu ke suatu  
          tempat.. Tempat yang indaaah banget, dan aku yakin kamu pastii suka .”
                                                                                                                 By : Venus, with love .          
       Cherry kembali membaca sms yang dikirim kekasihnya jum’at kemarin, hatinya bertanya-tanya kemana Venus akan membawanya malam ini. Ya, malam ini malam minggu. Malam yang dijanjikan venus untuk mengajak cherry ke tempat yang indah.
         Detik demi detik berlalu, menit pun terus berganti. Waktu menunjukkan pukul 08.00 malam, namun Venus belum juga menampakkan wajahnya. Berulang kali cherry mengintip dari balik jendela kamar, berharap Venus muncul diluar pagar. Lagi-lagi hanya pohon cemara sebatang kara yang dilihatnya.
         “Ven... kamu dimana siiihh ??” Tanya Cherry dalam hati. Ia mencoba menghubungi Venus, tak diangkat. Cherry melempar hp-nya ke kasur.
”nggak biasanya venus telat.. kenapa ya ? apa dia lagi nyiapin kejutan buat aku ?  hobi venus kan bikin penasaran.”  pikir cherry semakin galau. Ia kembali berdiri di pinggir jendela kamarnya, mencoba mengintip dari balik gorden ungu bermotif bunga tulip putih yang cantik, mencari sesosok makhluk Tuhan yang paling dicintainya. Lagi-lagi nihil. Hanya terlihat rintik hujan yang kini membasahi cemara didepan rumahnya. Sendiri dan kedinginan. Cherry merasa senasib dengan cemara kecilnya itu.
”hmmm.. pakai acara hujan segala, bisa batal nih jalan sama venus.” kesal cherry. Ia berbalik dan berbaring dikasur. Hingga akhirnya ia tertidur.
         Hujan diluar semakin deras. Suara rinainya bak lagu nina bobo yang sengaja dinyanyikan untuk menidurkan sang putri dalam buaian kesejukkan angin dingin yang masuk melalui celah ventilasi di kamar tidurnya. Sampai sang putri terlelap, melupakan kegundahannya dan bermimpi bertemu pangeran berkuda putih yang selalu dinantikannya. Tiba-tiba cherry terbangun karena mendengar suara petir yang menggelegar.  Khayalan bahagia bersama pangeran berkuda putih pun sirna seketika.
         “Cherr... Cherry !” Panggil seseorang di luar sana. Cherry beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas membuka pintu.
         “Venus ? kamu kemana aja sih, aku khawatir tau. ditelpon nggak di angkat, di sms nggak di balas, sekarang kan udah jam . . .” kesal Cherry, matanya melirik  ke arah jam dinding untuk memastikan jam berapa sekarang. “tuh kan, jam 12.. kita jadi jalan ?” Tanya Cherry, kesal.
         “Jadi kok, justru jam segini tempat itu kelihatan indah, sana gih siap –siap”.
         ”tapi kan harinya hu...” Cherry memandang ke arah luar, ternyata hujan sudah reda, padahal belum hilang dari ingatanya bahwa petir yang membuatnya terbangun.
“Ya udah, tunggu bentar yah . . .” sambung Cherry. Ia kembali kekamar dan mengambil tas juga jam tangan putih kesayanganya, hadiah ulang tahun dari venus.
         Satria F Ungu itu melaju sangat kencang, angin memaksa Cherry menutup matanya. Padahal sudah beberapa kali ia menyuruh Venus mengurangi kecepatan, namun Venus tak menghiraukannya dan terus melaju kencang. Sampai akhirnya, mereka berhenti ditempat yang asing bagi Cherry, Cherry mengusap-usap matanya seakan tak percaya dengan apa yang ada dihadapanya sekarang.
Pantai ? sejak kapan ada pantai di Palangka Raya ?
         “Ini Cuma danau kok. .” Jelas Venus saat Cherry menanyakan tentang tempat itu.
         “Danau seluas ini ?” Tanya Cherry. Venus tersenyum kecil.
         “Kita duduk di pondok itu yuk..” Ajak Venus sambil menunjuk rumah kecil tanpa dinding yang atapnya terbuat dari jerami, lalu menggandeng Cherry ke pondok itu.
         Lama mereka terdiam, terbawa dalam lamunan masing-masing. Menikmati hembusan angin dan suara deru ombak serta lambaian pohon kelapa. Tempat itu benar-benar seperti pantai. Cherry tak pernah mendengar teman-temannya bercerita tentang tempat seindah ini, dimana bulan menyanding bintang-bintang yang bertaburan memenuhi langit abu-abu, dimana desiran ombak yang mampu menyibak pasir-pasir yang kini ia pijak, dan pohon-pohon kelapa menyuarakan gesekan dedaunan yang mampu mengalahkan alunan instrumen favorit Cherry,
         Cherry melirik jam digital putih ditangannya. Mati . Jam itu mati, padahal sebelum ia tertidur jamnya masih hidup
         “Lihat deh bintang itu..!” Ucap Venus ketika setitik cahaya putih besar berkilau menampakkan sinarnya. Cahaya itu bagai kerlingan sihir peri yang menghipnotis perasaannya, ia merasa tenang, nyaman dan damai. Hilang sudah ketakutan dan kegelisahan yang sedari tadi bergejolak dihatinya.
         Cahaya itu memainkan aksinya. Menyulap langit menjadi biru muda, terang benderang. Membuka mata Cherry hingga ia dapat melihat hutan disekitarnya berwarna hijau, bak permata zamrud bahkan lebih hijau dan berkilau. Jauh di ujung sana terlihat dua ekor lumba-lumba berenang mendekat dan mengeluarkan aksi-aksi yang lebih hebat daripada pertunjukkan sirkus yang biasa ia lihat, ketika lumba-lumba itu menggeliat keatas, terciptalah bentuk hati yang sempurna diiringi dengan cahaya bintang yang bergerak menguasai seluruh langit dan mengalahkan cahaya bintang-bintang kecil yang sedari tadi menemani sang bulan. Satu demi satu bintang kecil itu menjatuhkan diri ke pantaii, menakjubkan bagai kembang api yang menyala tanpa henti di pesta tahun baru. Cherry tidak bisa berkata apa-apa, matanya pun tak diizinkan berkedip, ia tak ingin melewatkan sedikitpun pemandangan ini.
         “Sumpah, Cherry nggak lagi mimpi kan Ven ?” Tanya Cherry yang masih takjub dengan pemandangan itu.         
         “Ya nggak lah Cherr, itu bintang Venus.. bintang kejora. Kamu mau dengar nggak dongeng tentang bintang kejora ??”
         “Mau.. mau . . .” jawab Cherry semangat.
“Dulu.. ada dua sejoli yang saling mencintai, kemana-mana mereka selalu berdua. Mereka adalah pasangan paling bahagia di dunia ini. Namun entah kenapa tiba-tiba sang pria meninggal, mengetahui kejadian itu si wanita shock dan berlari, terus berlari tanpa arah dan tujuan. Hingga akhirnya ia tak kuat lagi dan terjatuh, matanya menatap ke atas, terlihat serangkaian bintang yang membentuk wajah kekasihnya yang semakin lama semakin menyatu dan membentuk sebuah bintang besar yang terang. Wanita itu semakin menangis kemudian berteriak histeris memanggil-manggil nama kekasihnya, Kejora. Nama pria itu Kejora. Yang ternyata dalam bahasa latin artinya Venus. So, bintang itu dinamakan bintang kejora atau Venus.” Jelasnya.
         “Kasihan banget yaa cewek itu, pasti dia sedih kehilangan orang yang paling dia cintai. Kamu... nggak akan ninggalin aku kan Ven ?” Tanya Cherry sembari menatap dalam mata Venus. Venus tersenyum dan memeluk Cherry. Mereka kembali dalam keheningan. Cherry larut merasakan kehangatan pelukan Venus.
         Tanpa ia sadari bintang kejora itu mulai meredup, mengecil hingga akhirnya menghilang tanpa bekas. Permata zamrud yang tadi mengelilinginya kembali menjadi hutan gelap gulita. Birunya air pun kembali menjadi keruh, mengusir sepasang lumba-lumba yang baru saja menari untuknya dan Venus. Dan ketika Cherry sadar, semua kembali seperti semula, dan semakin gelap. menyeramkan.
         “Ven, bintangnya mana ?” Tanya Cherry bingung.
         “Udah balik kali, kita pulang yuk..!!”
         “Ya udah deh, lagian juga disini makin serem.. “ Jawab Cherry.
¶¶¶¶¶¶
         Minggu pagi yang cerah.
         Cherry masih terbaring di kasurnya, bahkan ia masih memakai baju yang dikenakannya tadi malam. Cherry menggeliat dan menyingkirkan selimut tebal dari tubuhnya. Ia melirik jam tangan putih yang masih melekat ditangannya. Jam 8 pagi. Cherry tercengang dan kembali menatap jam itu.
“perasaan tadi malam mati. Beneran jam 8 nggak sih ni ?” tanya cherry, ia beranjak keluar kamar dan melihat jam diruang tengah, tepat jam 8.
“tadi malam nggak jadi jalan cherr ?” Tanya mamah.
“hah..?” Tanya cherry, ternyata mamah tak menyadari kepergiannya tadi malam. “i..iya mah. Kan hujan.” Sambungnya dan kembali masuk kekamar.
         Cherry kembali berbaring dikasur. Pikirannya melayang mengingat kejadian tadi malam.
“Tempat yang benar-benar indah” fikir cherry.
Ia mengambil hp kesayangannya dan mencoba menghubungi Venus. ternyata tak aktif. Cherry mencoba sekali lagi. Masih tak aktif.
”ah, payah ni venus nih, masa jam segini masih tidur.” kesal cherry.
¶¶¶¶¶¶
          Malamnya Cherry pergi kerumah Venus. Seharian ini Hp Venus nggak aktif. Padahal Cherry kangen berat sama venus. Taksi yang dinaiki Cherry berhenti disebuah rumah yang terlihat ramai, sepertinya sedang ada acara.
         “Nak Cherry....” tegur seorang ibu-ibu separuh baya.
         “Tante, lagi ada acara yaa ?  kok Venus nggak bilang ke Cherry sih ?”
         “Maafkan tante nak Cherry, tante nggak berani kasih kabar  ini ke kamu..”
         “Kabar apa tante ?”
         “Kabar kalau... kalau sebenarnya Venus.. Venus meninggal jum’at malam kemaren..”
         “nggak mungkin tante, kemarin malam Cherry jalan sama Venus...”
        “Tante nggak bercanda Cherr, ini serius. Hari jum’at Venus masuk rumah sakit, dokter bilang Kanker otak Venus sudah mencapai stadium empat dan ternyata malamnya Venus meninggal.”
         “Terus yang jalan sama Cherry kemaren siapa?” Tanya Cherry.
         “Tante nggak tau Cherr..”Jawab mama Venus.
Seketika itu tubuh Cherry melemas, namun Cherry tak membiarkan dirinya pingsan. Ia berlari meninggalkan mama Venus.
         Cherry berlari, mencari tempat Venus membawanya kemaren, namun ia tak jua mendapati tempat itu. Tangisnya semakin deras, badannya pun semakin melemah hingga akhirnya ia terjatuh. Setelah beberapa lama, Cherry berhasil menguasai tubuhnya kembali, namun ia tak mampu bangun dan beranjak dari tempat itu, tiba-tiba Cherry teringat dongeng bintang kejora yang diceritakan Venus, Cherry mengalihkan pandangannya ke langit. Benar . Bintang-bintang itu membentuk wajah Venus dan semakin lama semakin menyatu. Cherry sadar kini ia menjadi tokoh wanita dalam dongeng yang diceritakan Venus.
         “Venus.....” Teriaknya dan kembali tak sadarkan diri.
«T«H«E««E«N«D«

Tidak ada komentar:

Posting Komentar