BINTANG KEJORA
Oleh : Avrilizha_Ningrum
“Cherr,, malam minggu ntar jalan yuk, aku mau ngajak kamu ke suatu
tempat.. Tempat yang
indaaah banget, dan aku yakin kamu pastii suka .”
By : Venus, with love .
Cherry
kembali membaca sms yang dikirim kekasihnya jum’at kemarin, hatinya
bertanya-tanya kemana Venus akan membawanya malam ini. Ya, malam ini malam
minggu. Malam yang dijanjikan venus untuk mengajak cherry ke tempat yang indah.
Detik demi detik berlalu, menit pun terus berganti.
Waktu menunjukkan pukul 08.00 malam, namun Venus belum juga menampakkan
wajahnya. Berulang kali cherry mengintip dari balik jendela kamar, berharap Venus
muncul diluar pagar. Lagi-lagi hanya pohon cemara sebatang kara yang
dilihatnya.
“Ven...
kamu dimana siiihh ??” Tanya Cherry dalam hati. Ia mencoba menghubungi Venus, tak
diangkat. Cherry melempar hp-nya ke kasur.
”nggak biasanya venus telat.. kenapa ya ?
apa dia lagi nyiapin kejutan buat aku ? hobi venus kan bikin penasaran.” pikir cherry semakin galau. Ia kembali berdiri
di pinggir jendela kamarnya, mencoba mengintip dari balik gorden ungu bermotif
bunga tulip putih yang cantik, mencari sesosok makhluk Tuhan yang paling
dicintainya. Lagi-lagi nihil. Hanya terlihat rintik hujan yang kini membasahi
cemara didepan rumahnya. Sendiri
dan kedinginan. Cherry merasa senasib dengan cemara kecilnya itu.
”hmmm.. pakai acara hujan segala, bisa
batal nih jalan sama venus.” kesal cherry. Ia berbalik dan berbaring dikasur. Hingga
akhirnya ia tertidur.
Hujan
diluar semakin deras. Suara rinainya bak lagu nina bobo yang sengaja
dinyanyikan untuk menidurkan sang putri dalam buaian kesejukkan angin dingin
yang masuk melalui celah ventilasi di kamar tidurnya. Sampai sang putri
terlelap, melupakan kegundahannya dan bermimpi bertemu pangeran berkuda putih
yang selalu dinantikannya. Tiba-tiba cherry terbangun karena mendengar suara
petir yang menggelegar. Khayalan bahagia
bersama pangeran berkuda putih pun sirna seketika.
“Cherr...
Cherry !” Panggil seseorang di luar sana. Cherry beranjak dari tempat tidurnya
dan bergegas membuka pintu.
“Venus ? kamu kemana aja sih, aku
khawatir tau. ditelpon nggak di angkat, di sms nggak di balas, sekarang kan
udah jam . . .” kesal Cherry, matanya melirik
ke arah jam dinding untuk memastikan jam berapa sekarang. “tuh kan, jam 12.. kita jadi jalan ?”
Tanya Cherry, kesal.
“Jadi
kok, justru jam segini tempat itu kelihatan indah, sana gih siap –siap”.
”tapi kan harinya hu...” Cherry memandang
ke arah luar, ternyata hujan sudah reda, padahal belum hilang dari ingatanya
bahwa petir yang membuatnya terbangun.
“Ya udah, tunggu bentar yah . . .” sambung
Cherry. Ia kembali kekamar
dan mengambil tas juga jam tangan putih kesayanganya, hadiah ulang tahun dari
venus.
Satria
F Ungu itu melaju sangat kencang, angin memaksa Cherry menutup matanya. Padahal
sudah beberapa kali ia menyuruh Venus mengurangi kecepatan, namun Venus tak
menghiraukannya dan terus melaju kencang. Sampai akhirnya, mereka berhenti ditempat
yang asing bagi Cherry, Cherry mengusap-usap matanya seakan tak percaya dengan
apa yang ada dihadapanya sekarang.
Pantai ? sejak kapan ada pantai di
Palangka Raya ?
“Ini
Cuma danau kok. .” Jelas Venus saat Cherry menanyakan tentang tempat itu.
“Danau
seluas ini ?” Tanya Cherry. Venus tersenyum kecil.
“Kita duduk di pondok itu yuk..”
Ajak Venus sambil menunjuk rumah kecil tanpa dinding yang atapnya terbuat dari
jerami, lalu menggandeng Cherry ke pondok itu.
Lama mereka terdiam, terbawa dalam lamunan
masing-masing. Menikmati hembusan angin dan suara deru ombak serta lambaian
pohon kelapa. Tempat itu benar-benar seperti pantai. Cherry tak pernah
mendengar teman-temannya bercerita tentang tempat seindah ini, dimana bulan
menyanding bintang-bintang yang bertaburan memenuhi langit abu-abu, dimana
desiran ombak yang mampu menyibak pasir-pasir yang kini ia pijak, dan
pohon-pohon kelapa menyuarakan gesekan dedaunan yang mampu mengalahkan alunan
instrumen favorit Cherry,
Cherry
melirik jam digital putih ditangannya. Mati . Jam itu
mati, padahal sebelum ia tertidur jamnya masih hidup
“Lihat deh bintang itu..!” Ucap Venus ketika setitik cahaya putih
besar berkilau menampakkan sinarnya. Cahaya itu bagai kerlingan sihir peri yang
menghipnotis perasaannya, ia merasa tenang, nyaman dan damai. Hilang sudah
ketakutan dan kegelisahan yang sedari tadi bergejolak dihatinya.
Cahaya itu memainkan
aksinya. Menyulap langit menjadi biru muda, terang benderang. Membuka mata
Cherry hingga ia dapat melihat hutan disekitarnya berwarna hijau, bak permata
zamrud bahkan lebih hijau dan berkilau. Jauh di ujung sana terlihat dua ekor
lumba-lumba berenang mendekat dan mengeluarkan aksi-aksi yang lebih hebat daripada
pertunjukkan sirkus yang biasa ia lihat, ketika lumba-lumba itu menggeliat keatas,
terciptalah bentuk hati yang sempurna diiringi dengan cahaya bintang yang
bergerak menguasai seluruh langit dan mengalahkan cahaya bintang-bintang kecil
yang sedari tadi menemani sang bulan. Satu demi satu bintang kecil itu
menjatuhkan diri ke pantaii, menakjubkan bagai kembang api yang menyala tanpa
henti di pesta tahun baru. Cherry tidak bisa berkata apa-apa, matanya pun tak
diizinkan berkedip, ia tak ingin melewatkan sedikitpun pemandangan ini.
“Sumpah, Cherry nggak
lagi mimpi kan
Ven ?” Tanya Cherry yang
masih takjub dengan pemandangan itu.
“Ya
nggak lah Cherr, itu bintang Venus.. bintang kejora. Kamu mau dengar nggak
dongeng tentang bintang kejora ??”
“Mau..
mau . . .” jawab Cherry semangat.
“Dulu..
ada dua sejoli yang saling mencintai, kemana-mana mereka selalu berdua. Mereka
adalah pasangan paling bahagia di dunia ini. Namun entah kenapa tiba-tiba sang
pria meninggal, mengetahui kejadian itu si wanita shock dan berlari, terus
berlari tanpa arah dan tujuan. Hingga akhirnya ia tak kuat lagi dan terjatuh,
matanya menatap ke atas, terlihat serangkaian bintang yang membentuk wajah
kekasihnya yang semakin lama semakin menyatu dan membentuk sebuah bintang besar
yang terang. Wanita itu semakin menangis kemudian berteriak histeris memanggil-manggil
nama kekasihnya, Kejora. Nama pria itu Kejora. Yang ternyata dalam bahasa latin
artinya Venus. So, bintang itu dinamakan bintang kejora atau Venus.” Jelasnya.
“Kasihan banget yaa cewek itu, pasti dia sedih
kehilangan orang yang paling dia cintai. Kamu... nggak akan ninggalin aku kan Ven ?” Tanya Cherry sembari menatap
dalam mata Venus. Venus tersenyum dan memeluk Cherry. Mereka kembali dalam
keheningan. Cherry larut merasakan kehangatan pelukan Venus.
Tanpa
ia sadari bintang kejora itu mulai meredup, mengecil hingga akhirnya menghilang
tanpa bekas. Permata zamrud yang tadi mengelilinginya kembali menjadi hutan
gelap gulita. Birunya air pun kembali menjadi keruh, mengusir sepasang
lumba-lumba yang baru saja menari untuknya dan Venus. Dan ketika Cherry sadar,
semua kembali seperti semula, dan semakin gelap. menyeramkan.
“Ven,
bintangnya mana ?” Tanya Cherry bingung.
“Udah
balik kali, kita pulang yuk..!!”
“Ya
udah deh, lagian juga disini makin serem.. “ Jawab Cherry.
¶¶¶¶¶¶
Minggu pagi yang
cerah.
Cherry masih terbaring
di kasurnya, bahkan ia masih memakai baju yang dikenakannya tadi malam. Cherry
menggeliat dan menyingkirkan selimut tebal dari tubuhnya. Ia melirik jam tangan
putih yang masih melekat ditangannya. Jam 8 pagi. Cherry tercengang dan kembali
menatap jam itu.
“perasaan tadi malam mati. Beneran jam 8 nggak sih ni ?” tanya
cherry, ia beranjak keluar kamar dan melihat jam diruang tengah, tepat jam 8.
“tadi malam nggak jadi jalan cherr ?” Tanya mamah.
“hah..?” Tanya cherry, ternyata mamah tak menyadari kepergiannya
tadi malam. “i..iya mah. Kan
hujan.” Sambungnya dan kembali masuk kekamar.
Cherry kembali
berbaring dikasur. Pikirannya melayang mengingat kejadian tadi malam.
“Tempat yang benar-benar indah” fikir
cherry.
Ia mengambil hp kesayangannya dan mencoba
menghubungi Venus. ternyata tak aktif. Cherry mencoba sekali lagi. Masih tak
aktif.
”ah, payah ni venus nih, masa jam segini
masih tidur.” kesal cherry.
¶¶¶¶¶¶
Malamnya Cherry pergi kerumah Venus. Seharian
ini Hp Venus nggak aktif. Padahal Cherry kangen berat sama venus. Taksi yang
dinaiki Cherry berhenti disebuah rumah yang terlihat ramai, sepertinya sedang
ada acara.
“Nak Cherry....” tegur seorang ibu-ibu
separuh baya.
“Tante, lagi ada acara yaa ? kok Venus nggak bilang ke Cherry sih ?”
“Maafkan
tante nak Cherry, tante nggak berani kasih kabar ini ke kamu..”
“Kabar apa tante ?”
“Kabar
kalau... kalau sebenarnya Venus.. Venus meninggal jum’at malam kemaren..”
“nggak
mungkin tante, kemarin malam Cherry jalan sama Venus...”
“Tante nggak
bercanda Cherr, ini serius. Hari jum’at Venus masuk rumah sakit, dokter bilang
Kanker otak Venus sudah mencapai stadium empat dan ternyata malamnya Venus
meninggal.”
“Terus yang jalan sama Cherry kemaren
siapa?” Tanya Cherry.
“Tante
nggak tau Cherr..”Jawab mama Venus.
Seketika itu tubuh Cherry melemas, namun Cherry tak membiarkan
dirinya pingsan. Ia berlari meninggalkan mama Venus.
Cherry berlari,
mencari tempat Venus membawanya kemaren, namun ia tak jua mendapati tempat itu.
Tangisnya semakin deras, badannya pun semakin melemah hingga akhirnya ia
terjatuh. Setelah beberapa lama, Cherry berhasil menguasai tubuhnya kembali,
namun ia tak mampu bangun dan beranjak dari tempat itu, tiba-tiba Cherry
teringat dongeng bintang kejora yang diceritakan Venus, Cherry mengalihkan
pandangannya ke langit. Benar . Bintang-bintang itu membentuk wajah Venus dan
semakin lama semakin menyatu. Cherry sadar kini ia menjadi tokoh wanita dalam
dongeng yang diceritakan Venus.
“Venus.....” Teriaknya dan kembali tak sadarkan
diri.
«T«H«E««E«N«D«
Tidak ada komentar:
Posting Komentar