Sabtu, 22
September 2012
Hari ini saya mendapat pencerahan
baru. Berawal dari undangan yang saya terima di facebook, bahwasannya ada
seminar yang diadakan oleh Organisasi Liga Mahasiswa Nasdem. Saya langsung
yakin untuk mengikuti seminar gratis tersebut. Awalnya saya tertarik dengan
tema yang di usung, yaitu “Meraih Masa Depan Cemerlang Dengan Tulisan” karena
saya memang hobi menulis, dan ketika saya mengetahui bahwa yang mengadakan
seminar tersebut adalah organisasi Liga Mahasiswa Nasdem, saya bertambah
semangat untuk mengikuti seminar itu.
Saya teringat dengan kata sambutan yang
disampaikan oleh ketua DPW Partai NasDem Kalimantan Tengah, Ibu Faridawaty
Dahlan Atjeh SE, MM tadi. Dalam
sambutannya, beliau mengatakan bahwa “Pohon yang besar itu dimulai dari bibit
yang kecil, Gedung yang tinggi itu dibangun dari bentuk yang kecil, dan
Menempuh jalan puluhan kilometer itu juga di mulai dari langkah kecil.” Maka
saya menyimpulkan bahwa seperti itu juga yang terjadi pada perubahan, perubahan
yang besar itu dimulai dengan cara merubah hal-hal yang kecil terlebih dahulu.
Karena dengan merubah yang kecil, maka dengan sendirinya perubahan besar itu
akan terbentuk. Maka sebelum saya merubah dunia, saya akan merubah diri saya
dahulu. Lalu saya akan merubah dunia.
Masih membahas tentang ibu
faridawaty D. Atjeh SE, MM. Entah kenapa sejak pertemuan pertama saya dengan
beliau sekitar pertengahan tahun 2011 lalu, saya SANGAT TERTARIK dengan beliau.
Beliau adalah wanita yang pintar berbicara, bicaranya tidak muluk-muluk, dan
dapat dipertanggungjawabkan. Senyumnya anggun, menambah pesona di wajahnya yang
memang cantik. Penampilannya modis, dan saya yakin bukan dari hasil korupsi.
Saya ingin menjadi wanita seperti beliau. Beliau adalah Motivasi saya untuk
bisa menjadi wanita yang sukses.
Seminar yang saya ikuti diisi oleh 3 pembicara yang
hebat, tentu saja hebat, karena mereka bisa berdiri didepan peserta dan mampu
menyampaikan paparan yang menarik dan bermanfaat tentunya. Setelah melihat
mereka tampil dengan gagahnya di depan tadi, saya merasa ada sesuatu yang
membuat hati saya tergerak untuk merubah sikap apatis saya, menjadi orang-orang
yang peduli dengan lingkungan sekitarnya. Saya yakin suatu saat saya akan
berdiri di depan banyak orang, menyampaikan paparan yang saya susun sendiri dan
merubah pola pikir mereka juga memotivasi agar mereka bisa menjadi sukses
seperti saya. Saya yakin saya BISA !!!
Pembicara pertama adalah bapak
Basori, M.Hum. beliau adalah dosen di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
Saya benar-benar tidak menyangka bahwa beliau adalah orang yang cerdas karena wajah
beliau terlihat lugu dan culun. Tetapi ketika beliau berbicara dengan gaya yang
semangat, saya kagum dengan beliau. Beliau mengatakan bahwa orang intelek
adalah orang yang mampu menulis. Dan saya adalah orang yang mampu menulis, maka
saya adalah orang yang intelek. Menulis disini bukan hanya asal menulis. Tetapi
yang dimaksud adalah bagaimana kita menyampaikan gagasan, ide, pokok pikiran
dengan tata bahasa dan diksi yang sesuai sehingga bisa menarik minat bahkan
memotivasi pembaca kita. Saya banyak belajar dari beliau. Khususnya tentang
bagaimana merubah pandangan orang lain terhadap kita dalam sekejap, hanya
dengan menunjukkan kepandaian kita dalam menyampaikan pemikiran kita, baik
melalui tulisan atau bahkan lisan.
Berlanjut ke pembicara yang kedua,
yaitu kak David Krisna Alka. Beliau adalah aktivis yang juga merupakan penulis
lepas. Banyak opini/artikel beliau yang di muat di koran. Bahkan Kompas pun pernah
memuat tulisan beliau. Kak David Krisna Alka mengatakan bahwa kalau ingin
tulisan kita di muat di koran, syaratnya adalah harus nekat, dan jangan pernah
menyerah apalagi sampai putus asa. Ketika kita memiliki sebuah karya tulisan,
segera kirimkan tulisan tersebut ke media cetak. Apabila tulisan kita tidak
dimuat, bukan berarti kita gagal sebagai penulis, bisa jadi tulisan kita itu
sudah bagus tetapi tidak sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh media
cetak tersebut. Pelajari penggunaan gaya bahasa penulis lain yang tulisannya
ditulis di media cetak. Lalu cobalah menulis lagi dengan mengangkat topik-topik
yang aktual. Dan kirimkan ke media cetak yang sama. Buat mereka yakin kalau
kita benar-benar berminat dan berbakat untuk menjadi penulis yang tulisannya
layak dimuat di media massa milik mereka.
Pembicara yang terakhir adalah Bapak
Husni Sulam. Beliau adalah pembicara yang paling tua dari ketiga pembicara yang
ada. Tetapi semangat beliau dalam menyampaikan materi, tidak kalah hebatnya
dengan yang masih muda. Dan yang paling membuat saya kagum adalah, pria
kelahiran kasongan ini bisa mengambil S1 di Ausstralia, S2 dan S3 di Paris,
Perancis. Jadi, bisakah suatu saat nanti saya kuliah di luar negeri ?
Tuhan...
You know what the best for me . . .
Pada intinya, setelah hari ini
berlalu.. saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan impian saya
untuk menulis sesuatu yang bisa merubah dan memotivasi orang-orang di dunia
ini.
Terimakasih
untuk hari yang penuh keajaiban ini, Tuhan.
Semoga
saya tetap menjadi manusia yang bersyukur, dan tidak dibutakan nafsu dunia.
Tunaikan
tugas mulia, Tuntaskan restorasi !
Hidup,
MAHASISWA !!!
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar